Rabu, 10 Juli 2013

Tanda--tanda Autisme (Autis)



Autisme (Autis)
Gangguan perkembangan yang luas dan berat, mencakup bidang Komunikasi, interaksi, dan perilaku.
Gangguan-gangguan tersebu di atas tercermin dalam gejala-gejala yang makin tampak jelas setelah anak mencapai usia 3 tahun.

Tanda-tanda
1.       Gangguan bidang komunikasi
Gangguan baik secara verbal maupun non verbal yaitu antara lain:
·         Terlambat bicara.
·         Mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti orang lain.
·         Bicara tidak digunakan untuk komunikasi.
·         Banyak meniru.
·         Bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan orang yang terdekat untuk melakukan sesuatu sesuai yang dikehendakinya.

2.       Gangguan bidang interaksi
·         Menghindari kontak mata.
·         Tidak menengok bila dipanggil.
·         Sering menolak bila dipeluk.
·         Bermain sendiri dan menjauh bila didekati.
·         Sulit melakukan interaksi.

3.       Gangguan bidang prilaku
·         Perilaku yang berlebihan (excesive). Tidak bisa diam, mengulang-ulang suatu gerakan tertentu.
·         Perilaku kekurangan (deficient). Tatapan mata kosong, bermain secara monoton dan berulang-ulang.
·         Perilaku yang ritual, terpaku pada satu hal. Benda yang berputar.
·         Kelekatan pada benda tertentu. Bungkus rokok, ikat rambut dan sebagainya.

4.       Gangguan Mengungkapkan Perasaan
·         Ungkapan rasa simpati atas penderitaan orang lain.
·         Ungkapan gembira (tertawa) atau menangis tanpa sebab.
·         Sering marah atau mengamuk yang tak terkendali.

5.       Gangguan persepsi sensoris
·         Mencium-cium, menggigit atau menjilat benda apa saja.
·         Menutup telinga bilamendengar suara keras.
·         Tidak menyukai rabaan atau pelukan.
·         Tidak nyaman bila menggunakan pakaian dari bahan yang kasar.



Kerjasama Psikiater, Psikolog dan Orang tua penyandang autis adalah mutlak untuk hasil yang terbaik.

sumber : Sanatorium Dharmawangsa

Senin, 01 Juli 2013

Langkah-Langkah untuk mengatasi Anak Autis

Langkah-Langkah untuk mengatasi Anak Autis – By Rich Daniel
Sayang sekali bahwa banyak orang tua yang sebetulnya luar biasa merasa tidak mampu untuk mengatasi anak mereka yang autis. Mereka merasa aneh dan tertekan ketika berinteraksi dengan anak mereka sendiri.
Kebanyakan orang tua biasanya berjalan terlalu jauh melawan arah dan menghentikan interaksi natural antara orang tua dan anak karena khawatir jika mereka berperilaku seperti orang tua normal dan berbicara (yang menurut pandangan orang tua itu tidak masuk ke akal anaknya), maka mereka akan kehilangan moment-moment penting bersama anaknya.
Karena anak-anak autis tidak akan menerima kesenangan dari permainan-permainan sederhana seperti main petak umpat dan karena mereka mungkin tidak akan datang jika orang tua memanggil, sehingga orang tua perlu membuat suatu setingan baru “keahlian orangtua”. Jika mereka tidak hati-hati, dapat semakin tertekan dan emosional.
Setiap anak memiliki area yang perlu ikut campur orang tua, tetapi setiap anak juga memiliki kelebihan-kelebihan. Percaya atau tidak, berfokus pada kelebihan mereka dapat digunakan sebagai sarana untuk mengatasi kekurangan-kekurangan mereka. Misalnya seorang anak menyukai buku-buku tetapi tidak menyukai mainan. Dari pada memaksanya bermain dengan mainan yang mereka tidak sukai, mulailah menggunakan buku-buku untuk bermain khayalan. Berpura-pura untuk melakukan karakter yang ada di dalam buku. Gunakan buku untuk percakapan social dan keahlian akademis.
Ingatlah untuk merayakan setiap kemajuan, seberapa kecilpun hal itu. Dan pastikan bahwa orang tua membagi kesenangan kemajuan anak tersebut dengan orang-orang yang menyayanginya.
Jangan lupa bahwa setiap anak ingin dan perlu untuk merasakan bahwa ia di cintai oleh orangtuanya. Apapun aktivitas yang anda lakukan untuk menikmati kebersamaan adalah penting, misalnya nonton tv bersama, atau berbagi es krim. Penting juga untuk mengubah cara berinteraksi dengan anak untuk memfasilitasi pembelajaran mereka, dan tidak kalah penting juga untuk menjaga hubungan kasih saying antara orang tua dan anak. Jika anda berfikir bahwa anda hanyalah terapist bagi mereka, berarti anda perlu untuk berfikir kembali bagaimana caranya menjadi orang tua yang penuh kasih sayang.

Bagaimana Mengetahui Perilaku Autisme?

By Balaji B

Terapi Bagi Anak Autis, Pengobatan Anak Autis

Anak-anak penderita autis tidak dapat mengkomunikasikan perasaan dan emosi mereka secara tepat.  Misalnya anak-anak ini menemukan kesulitan dalam bersosialisasi.  Mereka hanya berkomunikasi untuk mendapatkan kebutuhannya, bukan untuk bersosialisasi.
Gangguan perkembangan mental dan penyebab khusus dari autis itu sendiri belum di ketahui secara pasti. Sebagian ahli menyakini bahwa ketidakseimbangan biokimia dapat menyebabkan autis dan sebagian ahli menyakini bahwa autis adalah gangguan psikologis.
Perilaku-perilaku autis termasuk kurangnya respon terhadap rangsangan social and lingkungan mereka. Komunikasi anak-anak autis ini sangat sedikit, tidak ada kontak mata dengan orang lain, anak-anak ini seperti memiliki dunia sendiri sehingga respon yangmereka berikan kepada lingkungan pun sangat kecil. Ada bebeapa perilaku autis yang dapat kita perhatikan dan ada beberapa terapi untuk mengatasi perilaku ini.
Salah satu pengobatan perilaku autis ini adalah dengan memberikan makanan tambahan (suplement). Vitamin B12 adalah salah satu supplemen yang dapat memperbaiki perilaku anak autis. Anak-anak ini hanya berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dan tidak untuk bersosialisasi. Untuk memperbaiki perilaku autis ini, mereka dapat di berikan terapi edukasi dimana anak-anak di motivasi untuk memberikan respon yang tepat terhadap perubahan sosial dan lingkungannya. Memang tidak mudah untuk membuat anak-anak yang berperilaku autis untuk belajar mengerjakan suatu tugas. Mereka akan mengalangi proses tersebut dan mereka juga mungkin akan bersikap agresif terhadap orang-orang untuk menghindari proses pembelajaran terhadap suatu tugas baru.

Bagaimana Mengetahui Gejala Autis Sejak Dini?

Tentunya bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autis untuk berkembang secara optimal.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis.

1. Metode M-Chat
Salah satunya dengan metode yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).  Orang tua harus mengamati 6 pertanyaan penting berikut :
1. Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada  sesuatu?
3. Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan tersebut?
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.

2. Melakukan Konsultasi dengan Para Ahli
Jika berdasarkan metode diatas buah hati anda menunjukkan tanda-tanda autis, segera konsultasikan dengan ahli atau dokter.
Karena karakteristik dari penyandang autis ini banyak sekali ragamnya (sepektrum yang sangat luas) sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya.
Selain itu orang tua harus peka dengan perkembangan anak sejak lahir, dan melaporkan kepada dokter untuk setiap keterlambatan dan gangguan dalam perkembangan perilakuknya.

Penyebab Autis

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
Jumlah penderita autis diberbagai Negara terus meningkat, termasuk Indonesia.  Menyebab dari autis sendiri belum diketahui secara pasti dan masih menjadi bahan perdebatan dikalangan para ahli.
Kebanyakan anak autis adalah laki-laki.  Anak perempuan memiliki hormon estrogen yg dapat menetralisir autisme, sedangkan  hormon testoteronnya pada anak laki-laki justru memperparah keadaannya.
Berikut beberapa hal yang diduga menjadi penyebab-penyakit autis:
  • Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia
  • Sebagian peneliti lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa.
  • Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.
  • Perdebatan yang terjadi akhir akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak, namun hal ini dibantah oleh ahli yang lain.
sumber: www.4life-4transferfactor.com

Daftar Situs Favorit